Selamat datang di Situs Ikatan Alumni Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang. Untuk alumni yang baru masuk ke situs ini, mohon untuk mengisi form data alumni terlebih dahulu. Mohon komentar, kritik dan saran untuk kemajuan situs ini dan kemajuan Teknik Kimia ke depan.

Rabu, 28 September 2011

Teknik Kimia Berwirausaha?? Siapa takut!!

Seperti yang kita ketahui bahwa Teknik Kimia merupakan ilmu yang sangat aplikatif. Beruntunglah mereka yang pernah merasakan 'kekejaman' pendidikan di Teknik Kimia. Teknik Kimia juga berpotensi menciptakan Usaha Kecil Menengah (UKM) berbasis teknologi (sederhana dan kerakyatan) yang memanfaatkan SDA. Jika kita tahu bahan baku dan prosesnya, lakukanlah penelitian skala laboratorium. Nah, jika pengetahuan kita bertambah, yakni mengetahui ke mana dan bagaimana cara menjual produknya, aplikasikanlah ke skala komersial.

Masalah modal adalah perkara waktu, sedangkan kemauan, usaha keras, dan kerja tim adalah masalah utama. Jika berusaha dengan keras, tak kenal menyerah dalam mencari relasi/jaringan, kapital-pun akan datang dengan sendirinya. Banyak lembaga keuangan, BUMN, dan perorangan yang bersedia memberikan modal untuk UKM. Saat ini juga telah banyak berdiri Pusat/Balai Inkubator Bisnis di setiap universitas dan lembaga pemerintahan yang bersedia memfasilitasi segala keperluan untuk memulai berwirausaha bagi seorang calon pengusaha, termasuk akses pendanaan.

Berapa banyak penelitian yang dilakukan oleh para Chemical Engineer, baik mahasiswa, dosen, maupun peneliti yang benar-benar teraplikasikan meskipun secara bahan baku, teknis-teknologis, ekonomi, dan pemasaran cukup layak. Kita bisa menyimak prosiding-prosiding seminar Teknik Kimia yang rutin diselenggarakan oleh beberapa Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia. Bundel-bundel laporan penelitian yang memenuhi lemari arsip dan perpustakaan adalah tanpa makna jika tak teraplikasikan kecuali hanya sekedar untuk memenuhi tanggung jawab dana RUT (Riset Unggulan Terpadu), hibah bersaing, dan bentuk-bentuk pendanaan riset lainnya dari pemerintah sehingga menambah credit point/kum dalam rangka mengurus jabatan fungsionalnya sebagai seorang dosen/peneliti. Atau seorang mahasiswa yang sibuk meneliti hanya untuk tuntutan tugas kemahasiswaan (baca = kurikulum) dan menjadi referensi untuk riset-riset berikutnya yang kadang-kadang tidak menampakkan kemajuan yang berarti.

Bagi para mahasiswa Teknik Kimia yang masih idealis dengan ilmu yang dipelajari, fakta-fakta di bawah ini cukuplah menjadi bahan renungan sebelum tidur. Berapa banyak PT di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan tinggi Teknik Kimia. Tercatat lebih dari 50 institusi. Andaikan setiap tahun sebuah PT meluluskan lima puluh sarjana Teknik Kimia (banyak PT yang jumlah mahasiswa per angkatannya lebih dari seratus), maka setidaknya terdapat 2500 sarjana Teknik Kimia baru setiap tahunnya. Apakah jumlah lowongan kerja untuk sarjana Teknik Kimia mencapai angka sebesar itu? Bahkan saya berani taruhan, setengahnyapun tidak.

Akibatnya banyak sarjana Teknik Kimia yang mulai berbicara kesempatan (baca = pragmatis), bukan lagi idealisme keilmuannya. Apapun jenis pekerjaan akan disambarnya asal 'menghasilkan' meskipun harus keluar dari koridor Teknik Kimia. Apa solusinya? Jawabnya cukup singkat. WIRAUSAHA. Jika diri merasa sadar bahwa kurang cukup kemampuan untuk memenuhi kategori wirausahawan sukses, maka membentuk tim dengan kapabilitas yang berbeda-beda namun memiliki kesamaan visi adalah salah satu solusinya. Misalnya dengan mengumpulkan rekan-rekan satu angkatan yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam hal bernegosiasi dan hubungan luar, teknis dan engineering, serta organisasi. Jika memang ketersediaan modal yang ditakutkan, maka dengan mengajak rekan yang 'cukup berada' juga merupakan sebuah solusi. Namun yang terakhir ini bukanlah 'reaksi' yang utama, hanya sebagai katalis saja.

Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan wirausaha (baca = UKM) berbasiskan Teknik Kimia diperlukan pertimbangan beberapa hal, yakni:
1. Teknologi proses yang sederhana dan aplikatif untuk UKM.
2. Bahan baku berasal dari bumi Indonesia. Lebih baik lagi apabila berasal dari limbah-limbah hasil bumi berbasis agro dan keluaran industri lainnya.
3. Mudah dalam hal teknis pengoperasian. Seorang lulusan SD pun selayaknya mampu mengoperasikan proses dalam tataran teknis.
4. Biaya investasi yang masuk akal untuk industri skala UKM alias tidak sampai puluhan atau ratusan miliar rupiah. Bila memungkinkan cukup yang puluhan juta rupiah saja.

Jadi, siapkah kita terjun ke dalamnya? Jika siap, bentuklah tim yang satu ide, misi, dan visi untuk merealisasikan apa yang dicitakan bersama. Mari kita berjuang untuk bangsa ini sesuai dengan bidang dan profesi kita masing-masing. Teringat sebuah ucapan seorang begawan fisika Albert Einstein “Mengapa ilmu yang sangat indah ini, yang menghemat kerja dan membuat hidup lebih mudah, hanya membawa kebahagiaan yang sangat sedikit? Ilmu yang seharusnya membebaskan kita dari pekerjaan yang melelahkan spiritual malah menjadikan manusia budak-budak mesin. Jawaban yang sederhana adalah karena kita belum lagi belajar bagaimana menggunakannya secara wajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar